Nama: Rahmayanti
Npm: 27213195
Kelas: 1EB10
KEWIRASWASTAAN & PERUSAHAAN KECIL
A. Kewiraswastaan, Wiraswasta, Wiraswastawan
Kewiraswastaan (entrepreneurship) adalah kemampuan dan kemauan
seseorang untuk beresiko dengan mengivestasikan dan mempertaruhkan
waktu, uang, dan usaha, untuk memulai suatu perusahaan dan
menjadikannya berhasil. Melalui upaya yang dijalankannya, yang
bersangkutan merencanakan dan mengharapkan kompensasi dalam bentuk
keuntungan disamping juga kepuasan. Bidang usaha atau perusahaan yang
dibangun oleh seseorang dengan kepribadian tertentu
(wiraswastawan/entrepreneur) sebagai alternatif penyediaan lapangan
kerja, minimal bagi si pemilik modal itu, kita sebut wiraswasta.
Sisi keuntungan berwiraswasta :
a. memungkinkan untuk mengatur tingkat keuntungan yang diharapkan,
b. melatih ketajaman intuisi bisnis,
c. meningkatkan sifat tanggung-jawab terhadap dirinya sendiri, dan
d. memiliki wewenang untuk memerintah dan mengelola karyawannya.
Sisi kerugian beerwiraswasta :
a. tanggung-jawab yang besar terhadap kelangsungan usaha,
b. perlunya menjaga relasi yang baik terhadap pihak-pihak terkait dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan,
c. menanggung beban akibat kerugian perusahaan,
d. pencurahan waktu kerja, dan
e. maupun bentuk pengorbanan lainnya yang berkaitan dengan keluarga.
Unsur-unsur Penting Wiraswasta
Dalam wiraswasta tercakup beberapa unsur penting yang satu sama lainnya
saling terkait. Unsur-unsur tersebut adalah unsur pengetahuan, unsur
ketrampilan, unsur sikap mental dan unsur kewaspadaan. Unsur
pengetahuan mencirikan tingkat penalaran yang dimiliki seseorang. Pada
umumnya unsur pengetahuan banyak ditentukan tingkat pendidikan orang
bersangkutan. Unsur ketrampilan umumnya diperoleh melalui latihan dan
pengalaman kerja nyata. Unsur sikap mental menggambarkan reaksi sikap
dan mental seseorang ketika menghadapi suatu situasi. Unsur kewaspadaan
merupakan paduan unsur pengetahuan dan sikap mental dalam menghadapi
keadaan yang akan datang.
B. Perusahaan Kecil dalam Lingkungan Perusahaan
Pengertian perusahaan kecil
Usaha kecil merupakan usaha yang mempunyai jumlah tenaga kerja kurang
dari 50 orang, atau berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999
kategori usaha kecil adalah yang memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp. 200.000.000,00 (tidak termasuk tanah dan bangunan); penjualan
paling banyak Rp. 1.000.000.000,00.milik Warga Negara Indonesia, bukan
afiliasi badan usaha lain (berdiri sendiri), dan berbentuk usaha
perorangan, badan usaha, atau koperasi.
C. Perkembangan Franchising di Indonesia
Sebagaimana diuraikankan dimuka, Waralaba sebagai format bisnis mulai
di kenal di Indonesia pada awal tahun 1980, dibidang Restoran Siap Saji
( Fast Food Restaurant ), seperti KFC, Pioneer Take out. Sedangkan
Franchise (waralaba) generasi pertama yang cenderung disebut lisensi
memang telah lebih dahulu dikenal, antara lain seperti; Coca-cola,
obat-obatan,dsb.
Perkembangan Waralaba di Indonesia, khususnya di bidang rumaah makan
siap saji sangat pesat. Hal ini ini dimungkinkan karena para pengusaha
kita yang berkedudukan sebagai penerima waralaba ( franchisee )
diwajibkan mengembangkan bisnisnya melalui master franchise yang
diterimanya dengan cara mencari atau menunjuk penerima waralaba
lanjutan. Dengan mempergunakan sistem piramid atau sistem sel suatu
jaringan format bisnis waralaba berekspansi.
Bahkan dari data Deperindag RI, hingga tahun 1997 telah tedaftar
sekitar 250 perusahaan penerima Waralaba dimana hampir 70 persennya
bergerak di bidang restoran siap saji.
Pesatnya perkembangan Waralaba daerah perkotaan di Indonesia, karena
didukung oleh jumlah populasi yang tinggi dan daya beli yang baik,
disamping pola makan masyarakat bisnis (middle-up) yang cenderung makan
diluar rumah.
18 tips berikut ini bisa anda jadikan pedoman awal dalam memilih sebuah usaha waralaba.
1. Jangan mudah percaya dengan brosur, lebih-lebih kepada calo franchise.
Informasi sepihak dari franchisor biasanya bias dan cenderung
subjektif. Jangan pertaruhkan uang, hidup, reputasi dan masa depan
anda. Carilah konsultan yang atahu tentang usaha waralaba ayang bisa
anda percaya dan anda andalkan.
2. Jangan ingin cepat kaya.
Tidak ada sesuatu yang instan. Begitu juga jika anda memilih membeli
sebuah usaha waralaba. Tidak ada jaminan bahwa usaha anda akan cepat
sukses. Semua bisnis butuh kesabaran untuk sukses, tak terkecuali
franchise. Reputasi sebuah usaha waralaba dengan pengendalian sistem
yang bagus pada akhirnya kembali pada kemauan dan kemampuan anda dalam
menjalankannya. Semuanya butuh waktu.
3. Jangan memilih franchise hanya karena harganya murah.
Anda tahu, franchisor membutuhkan investasi besar untuk membangun
bisnisnya? Oleh karena itu, mereka menuntut pengembalian investasi
bisnisnya melalui fee dan royalty. Jadi, jangan pernah anda memilih
sebuah usaha waralaba karena harganya yang murah.
4. Tentukan tujuan anda memasuki bisnis franchise.
Tujuan adalah hal yang sangat penting dalam bisnis. Setiap orang
mempunyai tujuan yang berbeda. Ada yang ingin mencoba bisnis baru. Ada
yang ingin merintis usaha yang nantinya dapat membuat ia bisa berhenti
dari pekerjaannya. Atau ada yang memang ingin menjadi seorang
entrepreneur. Apapun tujuan anda, tentukanlah. Tapi yang terpenting
adalah, jangan mempunyai tujuan semata-mata karena uang. Ini tidak
seperti anda bekerja dan mendapatkan gaji tiap bulannya.
5. Perhatikan tingkat risiko yang ada.
Membeli usaha waralaba tidak sama dengan membeli produk yang anda
sukai. Membeli franchise adalah membeli bisnis, dan tentunya ada
resikonya. Waralaba baru dengan wilayah baru tentu mengandung resiko
yang lebih tinggi dibandingkan dengan usaha waralaba yang telah mapan.
Cari tahu berapa persen orang yang membeli usaha waralaba tersebut yang
gagal setiap tahunnya. Jika mencapai 20%, kemungkinan besar ada sesuatu
yang salah.
6. Hati-hati dengan faktor subyektivitas dan emosional.
Jangan memilih usaha waralaba hanya karena faktor emosional. Misalnya
karena anda menyukai burger, anda lantas buru-buru membeli
franchise-nya dengan mengabaikan kondisi industri jenis makanan ini.
7. Hindari franchisor yang hanya memiliki satu produk.
Ketergantungan pada satu produk sangat riskan, mengingat tingginya persaingan bisnis.
8. Hindari franchise yang membutuhkan banyak karyawan.
Bisnis yang membutuhkan banyak karyawan sangat berpontensi memakan
biaya produksi dan biaya tetap yang semakin besar. Kemungkinan
kesalahan manusianya (human error) pun lebih besar. Pilihlah sistem
yang sudah menggunakan mesin atau terkomputerisasi.
9. Hindari franchisor yang terjerat masalah hukum.
Selidiki terlebih dahulu reputasi franchisor. Masalah hukum apa saja
yang pernah menimpanya dan adakah kasus hukum yang sekarang sedang ia
hadapi.
10. Selidiki berapa banyak franchisee yang gagal.
Semakin banyak franchisee yang gagal atau semakin banyak cabang usaha
yang tutup menunjukkan usaha waralaba tersebut belum teruji.
11. Pelajari dukungan promosi franchisor.
Sebagai franchisee, anda akan dikenakan royalti. Oleh karena itu anda
berhak atas dukungan promosi, seperti nation advertising (paket promosi
global di seluruh wilayah). Anda harus tanyakan kepadafranchisor apakah
mereka menyediakan anggaran untuk hal ini, karena pada dasarnya mereka
harus menyediakan fasilitas tersebut.
12. Kunjungi beberapa franchisor sebagai perbandingan.
Kunjungi beberapa franchisor untuk mendapatkan sejumlah dokumen,
formulir lamaran, bertanya langsung kepada owner atau pimpinan sambil
melihat-lihat fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan. Jika anda sudah
berkeluarga, usahakan untuk mengajak pasangan anda agar anda dapat
mendiskusikan hasil kunjungan itu. Dan perlu anda ketahui, pada saat
yang sama franchisor juga menilai kelayakan anda sebagai calon
franchisee.
13. Pelajari dokumen dan informasi yang sudah diperoleh.
Dokumen yang dapat anda minta saat kunjungan di antaranya adalah
formulir penawaran (promosi dan tawaran franchisee), perjanjian
franchisee (kontrak yang berisi rincian ketentuan kerjasama) dan
formulir lamaran (berisi data pribadi, pendidikan, pengalaman
sebelumnya, kesehatan, dll). Dokumen tersebut harus dianalisis secara
serius agar anda mendapatkan gambaran dan proyeksi yang benar.
14. Mengunjungi atau bertukar pikiran dengan franchisee lain.
Pendapat dan pengalaman franchisee lain tentang franchisor yang menjadi
target anda sangatlah berharga. Cari mereka dan ajaklah untuk sharing.
15. Pelajari laporan keuangan franchisor.
Franchisor yang baik dan profesional biasanya terbuka dengan laporan
keuangannya. Di negara-negara maju, hal ini sudah menjadi tuntutan
sesuai dengan peraturan pemerintah atau undang-undang yang berlaku.
Keterbukaan informasi keuangan akan sangat membantu calon franchisee
untuk menilai kesehatan perusahaan dan seberapa besar resikonya.
Sebaliknya, franchisor yang tertutup menunjukan bahwa ada sesuatu yang
tidak beres dengan kondisi usahanya, anda patut curiga.
16. Bandingkan tingkat penghasilan yang akan anda peroleh dengan penghasilan deposito.
Franchise bukanlah investasi yang bebas risiko. Kemungkinan gagalnya
tetap ada, meskipun tidak sebesar bisnis baru. Oleh karenanya,
penghasilan yang diperoleh setidak-tidaknya harus mencapai dua kali
penghasilan bebas resiko. Jadi jika penghasilan deposito sekitar 10%,
itu berarti return on investment yang dapat anda harapkan minimal
sebesar 20%.
17. Pertimbangkan besarnya franchisee fee dan royalty.
Besarnya franchisee fee cukup beragam bergantung dai investasi awal
yang diperlukan, sistem, teknologi yang dikembangkan, ataupun jenis
bisnisnya (jasa atau manufaktur). Biasanya semakin tinggi nilai
investasi sebuah gerai franchise, semakin rendah franchisee fee-nya.
Hal ini dimaksudkan agar franchisor tidak membebani investor yang ingin
membeli franchise.
Franchisee fee juga tergantung pada jenis bisnisnya. Franchise di
bidang jasa seperti salon, agen properti, dan lain-lain, biasanya lebih
besar, yakni sekitar setengah persen atau lebih dari nilai
investasinya. Bidang jasa bukanlah bisnis padat modal yang membutuhkan
pabrik, tanah, atau gedung, sehingga franchise fee-nya lebih tinggi.
18. Segera action!
Untuk tips yang terakhir ini sangat klise, tetapi banyak yang tidak
melakukannya. Penyebab utamanya adalah takut untuk mencoba, malas,
menganggap sepele atau sering menunda-nunda.
Jenis Usaha Waralaba
Berikut jenis waralaba yang bisa dijajaki :
Jenis Usaha Waralaba Sektor Makanan : Pada tahun 2009, sektor makanan
menjadi penyumbang terbesar dalam perputaran omzet bisnis waralaba di
Indonesia. Menurut Dewan Pengarah WALI (Perhimpunan Waralaba dan
Lisensi Indonesia) , Amir Karamoy sektor ini masih akan menjadi
primadona di tahun mendatang. Pasalnya, kebutuhan akan makanan dan
minuman menjadi harga mati setiap orang. Ia menyarankan, masyarakat
yang tertarik terjun ke bisnis makanan dan minuman bisa mencoba peluang
di usaha es krim, yoghurt, fast-food, atau makanan kecil seperti donat.
Jenis Usaha Waralaba Sektor Ritel : Peminat sektor ritel terbilang
paling tinggi tahun ini. Kontribusinya dalam perputaran bisnis waralaba
menduduki peringkat kedua. Dewan Pengarah WALI Amir Karamoy masih
melihat, tawaran waralaba atau kemitraan minimarket masih prospektif
tahun depan. Kebutuhan masyarakat akan barang sehari hari turut
menunjang perkembangan minimarket. Jangan heran, hampir di setiap
lokasi perumahan selalu bisa kita jumpai minimarket. Tak jarang,
letaknya saling berhimpitan.
Jenis Usaha Waralaba Sektor Jasa : Sepintas, sektor jasa terlihat
sepele. Namun, justru karena sederhana, sektor ini bisa menjadi peluang
yang sangat menarik di tahun 2010. Peluang usaha yang menarik di sektor
ini misalnya bisnis jasa pencucian mobil dan motor, termasuk di
antaranya jasa cuci helm. Banyak pihak meyakini, pemulihan ekonomi
Indonesia akan mendongkrak pertumbuhan otomotif di Indonesia tahun
depan. Ini menjadi berita baik bagi mereka yang ingin berusaha di
sektor jasa otomotif.
Jenis Usaha Waralaba Sektor Farmasi : Salah satu subsektor bisnis ritel
ini bakal menarik tahun depan. Terutama, bisnis apotek. Apalagi,
pemerintah sudah menghapus ketentuan mengenai jarak antar apotek yang
minimal 500 meter. Merujuk pengalaman pemilik jaringan waralaba apotek
K-24 Gideon Hartono, omzet setiap gerai waralabanya bisa bertumbuh
antara 15% hingga 60% dari tahun ke tahun. Ketergantungan masyarakat
yang begitu tinggi terhadap obat-obatan dan vitamin menjadi penyebab
utamanya.
D. Ciri-ciri Perusahaan Kecil
Ciri-ciri perusahaan kecil
a. Manajemen berdiri sendiri, dengan kata lain tidak ada pemisahan yang
tegas antara pemilik dengan pengelola perusahaan. Pemilik adalah
sekaligus pengelola dalam UKM.
b. Modal disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil pemilik modal.
c. Daerah operasinya umumnya lokal, walaupun terdapat juga UKM yang
memiliki orientasi luar negeri,berupa ekspor ke negara-negara mitra
perdagangan
d. Ukuran perusahaan, baik dari segi total aset, jumlah karyawan, dan sarana prasarana yang kecil.
Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan kecil
Kekuatan Perusahaan kecil
1. Manajemen perusahaan lebih dapat terkontrol
2. Prosedur hukumnya sederhana
3. Bebas dalam menentukan barang atau jasa yang diproduksi
4. Pemilik dapat menerima seluruh laba
5. Pendistribusian barang ataupun pengenalan produk lebih mudah
Kelemahan Perusahaan Kecil
1 . Resiko usaha ditanggung oleh si pemilik
2 . Kurangnya informasi dalam menjalankan bisnis
3 . Pembagian kerja tidak proposional
4 . Tidak ada perencanaan mengenai anggaran
5 . Tidak pernah melakukan studi kelayakan
Cara-cara mengembangkan perusahaan kecil
1. Mengetahui kondisi internal maupun eksternal perusahaan
Disini Perusahaan harus mengetahui kondis internal dan eksternal
perusahaan , kondisi internal dapat berupa peningkatan produksi ataupun
peningkatan mutu barang , selain itu menajemen perusahan harus lebih
ditingkatkan agar dapat memanage perusahaan dengan baik , sedangkan
dari sisi eksternal perusahaan perusahaan harus melihat kondisi
masyarakat sebagai konsumen , perusahaan harus mengetahui barang/jasa
apa yg sedang dibutuhkan oleh konsumen , dengan melihat para pesaing
kita dapat menentukan harga untuk barang .
2. Melakukan promosi produk
Promosi harus lebih gencar dilakukan sebagai usaha untuk memperkenalkan
produk , promosi dapat berupa potongan harga ataupun penjualan paket .
E. Perbedaan Antara Kewirausahaan dan Bisnis Kecil
Kewirausahaan : pelaku bisnis yang menerima resiko maupun peluang yang
ada karena manciptakan dan mengoperasikan bisnis baru. yang membedakan
adalah visi, aspirasi dan strategi.
Bisnis kecil : tidak mempunyi rencana untuk pertumbuhan pertumbuhan yang hebat dan hanya mencari pendapatan yang aman dan nyaman
Wirausahawan termotivasi untuk tumbuh berekspansi dan membangun yang artinya berani menanggung resiko.
Referensi :
http://safiram.wordpress.com/2012/11/07/kewiraswastaan-perusahaan-kecil/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar